Rabu, 17 September 2014

TUGAS KEDUA MATA KULIAH SINTAKSIS



A. Jenis Frase menurut Ramlan
1.      Frase Endosentrik
Farse endoentrik yaitu frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.
Contoh :
v  Diskusi kami dalam perjalanan, di lobi hotel.
v  Para anggota DPR RI juga melihat problem media penyiaran merupakan hal yang mutahak dicermati.
v  Para petinggi daerah, dan diaplikasikan di daerah.
v  Bagi para siswa sebenarnya sajak atau puisi itu bukan sesuatu yang sulit.
v  Para penyair yang sudah berpengalaman menulis sajak.

2.      Frase Endosentrik yang Koordinatif
Frase endosentrik yang koordinatif terdiri dari unsur-unsu yang setara. Kesastarannya itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur  itu dihubungkan dengan kata penghubung “dan atau, atau”.
Contoh:
v  Siang dan malam
v  Watak dan karakter
v  Serumit dan sesulit
v  Ujud dan sosoknya
v  Sajak dan puisi
v  Piawai dan unggul
v  Sepele dan tak mendapatkan perhatian
v  Layu dan bersedih
v  Menafsirkan atau mengungkapkan
v  Diterima atau ditolak
v  Penolakan dan penerimaan
v  Menerima dan tidak menerima


3.      Frase Endosentrik yang Atributif
Frase endosentrik yang atributif terdiri dari unsur-unsur  yang tidak setara.  Oleh kerana itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan denagn kata penghubung dan atau atau.  
Contoh :
v  Gunung atau berenang
v  Beragam dan merata
v  Melengkapi dan saling memperkaya
v  Sistim dan kultur
v  Izin dan lainnya
v  Diperdebatkan dan dikaji
v  Jurnalistik dan penyiaran
v  Peluang dan potensi

4.      Frase Endosentrik yang apositif
Frase endosentrik yang apositif adalah frase yang secara semantik, unsure frase yang satu dengan unsur frase yang lainnya.
Contoh :
v  Para pemikir bahasa sastra bersatu pendapat mengatakan bahwa suatu karya merupakan ungkapan bahasa yang tidak biasa
v  Seorang penyair yang menggambarkan dahsyatknya neraka
v  Para penyair yang sudah berpengalaman menulis sajak berupaya dengan sangat keras membuat gambar-gambar puitis.
v  Aku menyerupai hewan ganas yang ditinggalkan kawan-kawanya.
v  Seorang siswa bernasib malang pernah menulis surat kepada saya
v  Seekor burung yyang lepas bebas mendekati burung yang berada dalam sanggar

5.      Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
Contoh:
v  Siswa lumpuh brekursi roda itu dapat menggelilingi halaman rumahnya
v  Penyair taufiq ismail menafsirkan atau mengungkapkan atau menuangkan pengalamannya berhadapan dengan suatu situasi tertentu dinegeri kita
v  Gagasan-gagasan baru itu sering muncul dari hasil diskusi kami dalam perjalanan, di lobi hotel
v  Riau TV pun diluncurkan kepublik, dan menjadi bagian dari gemuruh riau menyongsong hari kedepannya
v  Bahagian dari mimpi, bahagain dari obsesi kami, untuk mu riau
v  Reporter Aantono dengan penyelenggaraan kamera  Idrus lubis meliputi segala peristiwa di poltas pekanbaru dan di pengadilan negeri di pekanbaru

Tugas Pertama SPOK Mata Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia oleh Ermawati S, S.Pd., M.A.



Tugas Pertama SPOK Mata Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia oleh Ermawati S, S.Pd., M.A. 
Pengertian S P O K menurut Abdul Chaer

1.Predikat (P)
            Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.

2. Subjek (S)
            Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.

3. Objek (O)
            Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)

4. Pelengkap (PEL)
            Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)
            Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
            Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.
 
1.      Pengertian Subjek
Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya berisi kata/frasa, klausa, frasa verbal. Subjek dapat pula dikenali dengan cara memakai kata tanya siapa (yang), apa (yang) kepada PREDIKAT. Jika jawaban tidak logis maka tidak ada Subyek.
2.      Pengertian Predikat
Predikat menyatakan keadaan yang dilakukan oleh S, sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S, atau jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat adalah bagian kalimat yang menghubungkan antar S dengan O dan K. Predikat dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kata bilangan), dan nomina (benda).
3.      Pengertian Objek
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan Objek. Jika Predikat diisi oleh verba INTRANSITIF maka Objek tidak diperlukan sehingga kehadiran Objek dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR. Namun Objek dapat menjadi Subjek bila dipasifkan.
4.      Pengertian Pelengkap
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. Letak Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba. Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan Objek. Satu hal yang perlu diketahui adalah Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan. Jika kalimat ada Objek maka biasanya Pelengkap terletak setelah (di belakang) Objek. Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional.
5.      Pengertian Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur Keterangan dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisi keterangan itu bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.
Ada beberapa macam keterangan yang perlu kita ketahui, yaitu :
  1. Tempat (di, ke, di (dalam), pada)
  2. Waktu (pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang)
  3. Alat (dengan)
  4. Tujuan (supaya, untuk, bagi, demi)
  5. Cara (secara, dengan cara, dengan jalan)
  6. Penyerta (dengan, bersama, beserta)
  7. Similiatif (seperti, bagaikan, laksana)
  8. Penyebab (karena, sebab)
  9. Kesalingan (satu sama lain)
Pola Kalimat Dasar
  • S-P
  • S-P-O
  • S-P-Pel
  • S-P-Ket
  • S-P-O-Pel
  • S-P-O-Ket
  • S-P-O-Pel-Ket



Sabtu, 24 Mei 2014

Tugas morfologi prefiks, infiks, sufiks dan konfiks



NAMA : Misna wati
NPM   : 126210569
KELAS : 4C

1.      Prefiks
Adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata “ prefiks” sendiri diserap dari kata “prefix” yang terdiri dari kata dasar “fix” yang berarti “membubuhi” dan prefix “pre-“, yang berarti “sebelum”.
Macam-macam prefiks yaitu
1)      Prefiks di
Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif.
Contohnya yaitu
NO
Bahasa indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Nenek pulang dijemput kakak
Andung balek  dijomput akak

2
Disana terjadi kecelakaan
Disanun tejadi belangga

3
Pantun itu diketik ayah
Pantun sodang diketik abah


2)      Prefiks me-
Berfungsi kata kerja atau verba.
Contohnya yaitu
NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Ibu sedang menanam cabai
Umak sodang menanam lado
Menyatakan suatu tindakan
2
Paman membajak sawah
Uwak membajak sawah
Menyatakan mengerjakan sesuatu dengan alat
3
Paman sudah lama membujang
Uwak udah lamo sendi’i
Memperjelaskan suatu keadaan

3)      Prefiks ber-
Berfungsi membentuk kata kerja ( biasaanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri).
Contohnya yaitu
NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Ayah berbaju warna biru
Abah bebaju warna biu
Menyatakan suatu memakai
2
Kakak senang berhias dikamar
Akak sonang besolek di kamar
Menyatakan suatu tindakan untuk diri sendiri
3
Adik bersenang-senang bermain bola
Adek besonang-sonang bemain bola
Menyatakan suatu keadaan

4)      Prefiks pe-
Berfungsi untuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri.
Contohnya yaitu
NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Orang itu adalah pencuri
U’ang itu adalah pencui
Menyatakan orang yang gemar melakukan suatu hal.
2
Adik membeli penggaris
Adek memboli pengaris
Menyatakan suatu alat benda
3
Mata adalah alat indra penglihatan
Mato buek menegok
Menyatakan suatu alat indra

5)      Prefiks per-
Berfungsi membentuk kata kerja imperatif.
Contohnya yaitu
NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Orang itu telah diperbudak oleh setan
U’ang dipebudak setan
Menyatakan suatu tindakan
2
Baju itu diperkecil
Baju itu dikocikan
Menyatakan suatu lebih
3
Tanah itu dibagi menjadi pertiga bidang
Tanah itu dibagi pertigo bidang
Menyatakan suatu bagian

6)      Prefiks ter-
Berfungsi membentuk kata kerja(pasif) atau kata sifat.
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Ruangan ini terkunci
Tompek iko tekunci
Menyatakan suatu dalam keadaan
2
Disaat kakak pergi liburan terbawa baju ibu
Bilo akak poi liburan tebawa baju umak
Menyatakan suatu tindakan secara tak sengaja
3
Kamu memang yang terbaik
Dio memang yang tebaik
Menyatakan sauatu paling


7)      Prefiks ke-
Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal yang di…i, atau yang di….kan’, sperti kata kekasih dan ketua.
Contohnya  yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Dia adalah kekasihku
Dio kekasihku
Menyatakan suatu hubungan
2
Surya adalah ketua kelas
Surya adalah ketuo kelas
Menyatakan suatu status
3
Kipas ini sudah rusak
Kipeh iko udah usak
Menyatakan suatu keadaan

2.      Infiks
Adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Beberapa bahasa yang memiliki infiks misalnya bahasa jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa tagalong, dan beberapa bahasa lainnya.
Contohnya yaitu
1).  Sisipan  -el-
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Agus suka  jelajah hutan  
Agus suko jelajah hutan
Menyatakan jajah
2
Leluhur bangsa kita banyak meninggalkan pesan
Leluhur bangasa kita banyak meninggalkan posan
Menyatakan luhur
3
Lagu  melayu sangat merdu
Lagu melayu pade sodap
Menyatakan maju

2).  Sisipan  –er-
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Serabut kelapa itu sangat bagus
Serabut kelapo itu pade elok
Menyatakan sabut
2
Suara  seruling itu sangat merdu
Su’ao seuling itu pade merdu
Menyatakan suling
3
 Telapak kaki ayah sakit
Telapak kaki abah saki
Menyatakan  tapak

3). Sisipan –em-
Contonya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
 Jemari tangannya sangat indah  
Jema’I tangannyo pade cantek
Menyatakan jari
2
Masakan itu sudah temurun diwariskan  
Masakan itu udah temu’un diwariskan
Menyatakan turun
3
Suara air  gemuruh itu menjadi sejarah
Sua’o ae gemu’uh itu menjadi cito
Menyatakan guruh

4).  Sisipan –in-
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
 kinerja karyawan baru itu sangat baik
Kinerja karyawan bau itu pade elok
Menyatakan kerja
2
Semuanya  harus  sinambung

Semuonyo harus sinambung
Menyatakan sambung
3
Jumlah barang itu akan semakin tinambah
Jumlah ba’ang itu akan semakin tinambah
Menyatakan tambah

5). Sisipan –ah-
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Kakak sangat  bahagia
Akak pade sonangnyo
Menyatakan bagian
2
Sejak dahulu ia susah  
Sejak lamo dio susah
Menyatakan dulu
3
Paras wajahnya sangat sahaja
Cahayo mukonya pade sahajo
Menyatakan saja

3. Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia ,” –nya , sebagai contoh adalah sebuah sufiks.
1). Sufiks –an
Berfungsi untuk membentuk kata benda. Karena pengaruh beberapa bahasa daerah atau dialek maka di sana-sini terdapat pula sufiks –an yang berfungsi membentuk kata sifat, namun ini belum terlalu produktif.
Contohnya yaitu
NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Disana pangkalan ojek
Disanun tompe pangkalan ojek
Menjelaskan suatu tempat
2
Ayunan itu sangat mahal
Ayunan iko pade mahal
Menjelaskan suatu perkakas atau alat
3
Lautan itu sangat cantik
Lautan iko pade cantik
Menyatakan suatu seluruh atau himpunan

2). Sufiks –I
      Tidak mengalami perubahan dan berfungsi membentuk kata kerja. Menyatakan bahwa suatu objek dari kata kerja itu menunjukkan suatu tempat atau arah berlangsungnya peristiwa tersebut (lokaktif ). Karena objeknya itu menjadi tempat berlangsungnya suatu peristiwa , maka akibatnya objek itu tidak dapat bergerak, berada dalam keadaan diam.
Contohnya yaitu
NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Anak-anak itu melempari pohon mangga
Budak-budak iko melempa pohon mangga
Menyatakan suatu pekerjaan berlansung yang pelakunya lebih dari satu
2
Sangat penting menghargai jasa orang
Pade polu menghafgoi jaso u’ang
Menyatakan suatu member kepada atau menyebabkan sesuatu terjadi
3
Kakak mengelilingi taman kota
Akak beputa taman kota
Menyatakan suatu keadaan

 3). Sufiks –kan
Bentuknya tidak berubah berfungsi untuk membentuk kata kerja.
Contohnya yaitu


NO
 Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Adik melemparkan bola
Adek melempa bola
Menyebabkan sesuatu atau menjadikan sesuatu
2
Ibu membelikan baju untuk ayah
Umak membolikan baju abah
Menyatakan atau membuat untuk orang lain
3
Dia memukulkan tongkat itu
Dio memukol tungke itu
Menyatakan atau menggunakan alat


4). Sufiks –nya
Pertama-tama harus ditegaskan bahwa ada dua macam nya. Nya jenis pertama adalah kata ganti orang ketiga tunggal, baik dalam fungsinya sebagai pelaku atau pemiliknya. Dalam hal
ini nya tidak berstatus akhiran. Nya yang kedua adalah –nya yang berstatus akhiran.
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Angin bertiup dengan kencangnya
Angin brtiup dongan koncangnayo
Menyatakan suatu situasi
2
Di rumah itu ada hantunya
Di umah itu ado setannyo
Menjelaskan dan menekankan kata yang berada di depannya
3
Misna  belajar dengan rajinnya
Misna belaja dengan ajinnyo
Menjelaskan suatu situasi


5). Sufiks  -man, -wan, -wati
 sufiks ini berasal dari bahasa sansekerta. Dalam bahasa sansekerta bentuk sufiks –man, dan –wan dipakai untuk menu njukkan jenis jantan, sedangkan bentuk betina untuk masing-masing bentuk adalah –mati dan –wati. Tetapi dalam bahasa Indonesia sufiks –mati menimbulkan nilai rasa yang lain sekali, yaitu diasosiakan dengan kata mati sebagai lawan kata hidup. Oleh sebab itu bentuk tersebut dipergunakan bentuk –wati, yaitu bentuk betina dari –wan
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Karya Seniman itu sangat cantik
Karya seniman itu pade cantik
Menyatakn suatu hasil
2
Sukarelawan itu berhati mulia
Sukarelawan itu behati mulio
Menyatakan suatu perbuatan
3
Minggu depan Karyawan diliburkan  
Minggu isuk karyawan diliburkan
Menyatakan suatu keadaan


6). Sufiks-sufiks asing
Cukup banyak sufiks asing ini yaitu isme, is, er, if, ir, il

Contohnya yaitu

NO
 Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Sekarang sudah zaman globalisme
Seka’ang udah jaman globalisme
Menyatakan suatu keadaan
2
Organisme itu sangat baik diikuti
Organism itu pade elok diikuti
Menjelasakan suatu kegiataan
3
Lagu Religiuis itu menyetuh hati
Lagu agama itu menyontoh hati
Menyatakan suatu sifat

4.      konfiks
Adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perbaduan awalan dan akhiran yang membentuk satu kesatuan.

1). Konfiks ke-an
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Ia menggil kedinginan
Dio menggil sojuk
Menyatakan dalam keadaan dingin
2
Adik ketiduran dikursi belajarnya 
Adek ketidoan dikursi belajarnyo
Menyatakn suatu tindakan yang tidak disengaja
3
Ia memang masih kekanak-kanakan
Dio memang masih budak-budak
Menyatakan makna atau agak menyerumpai

2). Konfiks pe-an
Contohnya yaitu

NO
 Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Pengiriman barang ini sangat lama
Pengi’im barang iko pade lamo
Menyatakn makna cara
2
Saya sedang menuju pelabuhan tanjung periok
Aku sodang poi pelabuhan tanjung periok
Menyatakan makna tempat
3
pembuatan kue ini dilakukan secara menual
Pembuek kue iko secara sendi’i
Menyatakn makna perihal

3). Konfiks per-an
Contohnya yaitu

NO
 Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Dia terperangkap dalam pergaulan bebas tanpa batas!
Dio temasuk dalam pegaulan bebas bona
Menyatakan makna cara
2
Persetujuan itu telah disepakati
Pesetujuan itu tolah disepakti
Menyatakan makna hasil
3
Daerah pertokoan buku itu sangat jorok
Daerah petokoan buku pade jo’ok
Menyatakan makna kumpulan

4).  Konfiks ber-an
Contohnya yaitu

NO
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Para pesserta didik berhamburan keluar kelas
Para siswa behambuan kelua kelas
Menyatakan makna perbuatan yang dilakukan oleh banyak pelaku
2
Air minum itu bertetesan di lantai.
Ae minum itu menetes di lantai
Menyatakan makna perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
3
Setipa tahun pertambahan pengemis semakin meningkat
Setaip tahun petambahan pengemis semakin meningke
Menyatakan makna hal

5). Konfiks se-nya
Berfungsi membentuk kata keterangan dari kata sifat.
Contohnya yaitu

NO
 Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Penjelasan
1
Berikan hasil yang sebaik-baiknya
Boikan hasil seelok-eloknyo
Menyatakan makna tingkat atau paling
2
Siapa yang mengambil buah-buah ini?
Siapo yang mengambe bauh-buah iko?

Menyatakan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang
3
Para peserta lomba sudah memasuki aula
Para peserta lumbo udah memasuki aula
Menyatakan makna arah atau tempat